tag:blogger.com,1999:blog-41666813146402160322024-03-13T19:16:58.440-07:00ASUHAN KEPERAWATANBLOG PERAWAThttp://www.blogger.com/profile/05597888366786517305noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-4166681314640216032.post-51623428622395901252010-07-27T03:49:00.000-07:002010-07-27T04:23:44.533-07:00ASKEP DIABETES MELITUS<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_Pl1508-JbuY/TE7A5dYEaOI/AAAAAAAAAAM/lREhstAmhAQ/s1600/images.jpeg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 202px; height: 219px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_Pl1508-JbuY/TE7A5dYEaOI/AAAAAAAAAAM/lREhstAmhAQ/s320/images.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5498544288436611298" border="0" /></a><strong style="color: rgb(153, 51, 153); font-weight: bold;">ASKEP DIABETES MELLITUS</strong><h2 style="font-weight: normal; font-family: verdana;"><span style="font-weight: bold;"></span><span style="font-weight: bold;font-size:100%;" >Definisi</span></h2> <p face="times new roman">Diabetes Mellitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, demham tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000 ).</p> <p style="font-family: times new roman;">Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ).</p> <p style="font-family: times new roman;">Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai. ( Askandar, 2001).<span style="font-weight: bold;"><br /></span></p><p style="font-family: verdana; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Anatomi Fisiologi</span></p> <p style="font-family: times new roman;">Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram. Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.</p> <p style="font-family: times new roman;">Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.</p> <p style="font-family: times new roman;">Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :</p> <p style="font-family: times new roman;">(1). Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.</p> <p style="font-family: times new roman;">(2). Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah.</p> <p style="font-family: times new roman;">Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50 m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100 – 225 m. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.</p> <p style="font-family: times new roman;">Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :</p> <p style="font-family: times new roman;">(1). Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like activity “.</p> <p style="font-family: times new roman;">(2). Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.</p> <p style="font-family: times new roman;">(3). Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.</p> <p style="font-family: times new roman;">Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin sehingga dianggap tidak berfungsi.</p> <p style="font-family: times new roman;">Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida. Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino. Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar di dalam membrana sel.</p> <p style="font-family: times new roman;">Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau rendah, produksi insulin akan menurun.</p> <p style="font-family: times new roman;">Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Etiologi</span></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Diabetes Melitus</span></p> <p style="font-family: times new roman;">DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.</li><li>Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.</li><li>Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel – sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.</li><li>Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.</li></ol> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Gangren Kaki Diabetik</li></ol> <p style="font-family: times new roman;">Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.</p> <p style="font-family: times new roman;">Faktor endogen : a. Genetik, metabolik</p> <p style="font-family: times new roman;">b. Angiopati diabetik</p> <p style="font-family: times new roman;">c. Neuropati diabetik</p> <p style="font-family: times new roman;">Faktor eksogen : a. Trauma</p> <p style="font-family: times new roman;">b. Infeksi</p> <p style="font-family: times new roman;">c. Obat</p> <p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Patofisiologis</span></p> <p style="font-family: times new roman;">a. Diabetes Melitus</p> <p style="font-family: times new roman;">Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.</li><li>Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.</li><li>Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.</li></ol> <p style="font-family: times new roman;">Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.</p> <p style="font-family: times new roman;">Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.</p> <p style="font-family: times new roman;">b. Gangren Kaki Diabetik</p> <p style="font-family: times new roman;">Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM akibat hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Teori Sorbitol</li></ol> <p style="font-family: times new roman;">Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis, tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Teori Glikosilasi</p> <p style="font-family: times new roman;">Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun mikro vaskular.</p> <p style="font-family: times new roman;">Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh faktor – faktor disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi. Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya KD. Adanya neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan. Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen (zat asam) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka sulit sembuh (Levin,1993). Infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD</p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Klasifikasi</span></p> <p style="font-family: times new roman;">Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam tingkatan , yaitu :</p> <p style="font-family: times new roman;">Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan</p> <p style="font-family: times new roman;">disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.</p> <p style="font-family: times new roman;">Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.</p> <p style="font-family: times new roman;">Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.</p> <p style="font-family: times new roman;">Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.</p> <p style="font-family: times new roman;">Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa selulitis.</p> <p style="font-family: times new roman;">Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.</p> <p style="font-family: times new roman;">Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi dua golongan :<br /></p><ul><li>Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya makroangiopati ( arterosklerosis ) dari pembuluh darah besar ditungkai, terutama di daerah betis.</p> <p style="font-family: times new roman;">Gambaran klinis KDI :</p> <p style="font-family: times new roman;">- Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.</p> <p style="font-family: times new roman;">- Pada perabaan terasa dingin.</p> <p style="font-family: times new roman;">- Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.</p> <p style="font-family: times new roman;">- Didapatkan ulkus sampai gangren.<br /></p><ul><li>Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah kaki teraba baik.</p> <p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;"><span style="font-size:130%;">Dampak masalah</span></p> <p style="font-family: times new roman;">Adanya penyakit gangren kaki diabetik akan mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga. Adapun dampak masalah yang bisa terjadi meliputi :<br /></p><ul><li>Pada Individu</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya penyakit ini, Gordon telah mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan tersebut.<br /></p><ul><li>Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren kaki diabetuk sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.<br /></p><ul><li>Pola nutrisi dan metabolisme</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.<br /></p><ul><li>Pola eliminasi</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi relatif tidak ada gangguan.<br /></p><ul><li>Pola tidur dan istirahat</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit yang ramai akan mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan.<br /></p><ul><li>Pola aktivitas dan latihan</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah menyebabkan penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan.<br /></p><ul><li>Pola hubungan dan peran</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.<br /></p><ul><li>Pola sensori dan kognitif</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.<br /></p><ul><li>Pola persepsi dan konsep diri</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga ( self esteem ).<br /></p><ul><li>Pola seksual dan reproduksi</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.</p> <ul><li>Pola mekanisme stres dan koping</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.</p> <ul><li>Pola tata nilai dan kepercayaan</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah penderita.<br /></p><ul><li>Dampak pada keluarga</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Dengan adanya salah satu anggota keluarga yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan muncul bermacam –macam reaksi psikologis dari kelurga, karena masalah kesehatan yang dialami oleh seorang anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Waktu perawatan yang lama dan biaya yang banyak akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga dan perubahan peran pada keluarga karena salah satu anggota keluarga tidak dapat menjalankan perannya.</p> <p style="font-family: times new roman;"><strong>ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DM</strong></p> <p style="font-family: times new roman;">Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangren kaki diabetik hendaknya dilakukan secara komperhensif dengan menggunakan proses keperawatan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan dengan klien keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi / mengatasi masalah-masalah kesehatan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.<br /></p><ul style="font-weight: bold;"><li>Pengkajian</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :<br /></p><ul style="font-weight: bold;"><li>Pengumpulan data</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita , mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya</p><ul style="font-weight: bold;"><li>Anamnesa</li></ul><p style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);">Identitas penderita</p> <p style="font-family: times new roman;">Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.<br /></p><p style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);">Keluhan Utama</p> <p style="font-family: times new roman;">Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.<br /></p><p style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);">Riwayat kesehatan sekarang</p> <p style="font-family: times new roman;">Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.<br /></p><p style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);">Riwayat kesehatan dahulu</p> <p style="font-family: times new roman;">Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.<br /></p><p style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);">Riwayat kesehatan keluarga</p> <p style="font-family: times new roman;">Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.<br /></p><p style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);">Riwayat psikososial</p> <p style="font-family: times new roman;">Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.<br /></p><p style="font-family: times new roman; color: rgb(255, 0, 0);">Pemeriksaan fisik<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Status kesehatan umum</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Kepala dan leher</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Sistem integumen</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Sistem pernafasan</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi infeksi.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Sistem kardiovaskuler</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Sistem gastrointestinal</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Sistem urinary</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Sistem muskuloskeletal</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Sistem neurologis</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.<br /></p><ul style="color: rgb(255, 0, 0);"><li>Pemeriksaan laboratorium</li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-style: italic; font-weight: bold;">Pemeriksaan darah</p> <p style="font-family: times new roman;">Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-style: italic; font-weight: bold;">Urine</p> <p style="font-family: times new roman;">Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold; font-style: italic;">Kultur pus</p> <p style="font-family: times new roman;">Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold; font-style: italic;">Analisa Data</p> <p style="font-family: times new roman;">Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang terdiri dari :</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Kebutuhan dasar atau fisiologis</li><li>Kebutuhan rasa aman</li><li>Kebutuhan cinta dan kasih sayang</li><li>Kebutuhan harga diri</li><li>Kebutuhan aktualisasi diri</li></ol> <p style="font-family: times new roman;">Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi aktual, potensial, dan kemungkinan.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa keperawatan</p> <p style="font-family: times new roman;">Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual atau potensial dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan masalah tersebut.</p> <p style="font-family: times new roman;">Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gangren kaki diabetik adalah sebagai berikut :</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.</li><li>Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.</li><li>Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.</li><li>Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.</li><li>Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.</li><li>Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan dengan tingginya kadar gula darah.</li><li>Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.</li><li>Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.</li><li>Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.</li></ol> <p style="font-family: times new roman;">10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Perencanaan</p> <p style="font-family: times new roman;">Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah masalah keperawatan penderita. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 1</p> <p style="font-family: times new roman;">Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya/menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria Hasil : – Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler</p> <p style="font-family: times new roman;">- Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis</p> <p style="font-family: times new roman;">- Kulit sekitar luka teraba hangat.</p> <p style="font-family: times new roman;">- Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah.</p> <p style="font-family: times new roman;">- Sensorik dan motorik membaik</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : dengan mobilisasi meningkatkan sirkulasi darah.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Ajarkan tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan aliran darah :</p> <p style="font-family: times new roman;">Tinggikan kaki sedikit lebih rendah dari jantung ( posisi elevasi pada waktu istirahat ), hindari penyilangkan kaki, hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal, di belakang lutut dan sebagainya.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : meningkatkan melancarkan aliran darah balik sehingga tidak terjadi oedema.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Ajarkan tentang modifikasi faktor-faktor resiko berupa :</p> <p style="font-family: times new roman;">Hindari diet tinggi kolestrol, teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan penggunaan obat vasokontriksi.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : kolestrol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi untuk mengurangi efek dari stres.</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Kerja sama dengan tim kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula darah secara rutin dan terapi oksigen ( HBO ).</li></ol> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien, HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkus/gangren.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 2</p> <p style="font-family: times new roman;">Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada ekstrimitas.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : Tercapainya proses penyembuhan luka.</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria hasil : 1.Berkurangnya oedema sekitar luka.</p> <p style="font-family: times new roman;">2. pus dan jaringan berkurang</p> <p style="font-family: times new roman;">3. Adanya jaringan granulasi.</p> <p style="font-family: times new roman;">4. Bau busuk luka berkurang.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji luas dan keadaan luka serta proses penyembuhan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses penyembuhan akan membantu dalam menentukan tindakan selanjutnya.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Rawat luka dengan baik dan benar : membersihkan luka secara abseptik menggunakan larutan yang tidak iritatif, angkat sisa balutan yang menempel pada luka dan nekrotomi jaringan yang mati.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : merawat luka dengan teknik aseptik, dapat menjaga kontaminasi luka dan larutan yang iritatif akan merusak jaringan granulasi tyang timbul, sisa balutan jaringan nekrosis dapat menghambat proses granulasi.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian insulin, pemeriksaan kultur pus pemeriksaan gula darah pemberian anti biotik.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : insulin akan menurunkan kadar gula darah, pemeriksaan kultur pus untuk mengetahui jenis kuman dan anti biotik yang tepat untuk pengobatan, pemeriksaan kadar gula darahuntuk mengetahui perkembangan penyakit.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 3</p> <p style="font-family: times new roman;">Ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria hasil : 1.Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .</p> <p style="font-family: times new roman;">3. Pergerakan penderita bertambah luas.</p> <p style="font-family: times new roman;">4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 <sup>0</sup>C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Ciptakan lingkungan yang tenang.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Rangasanga yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Lakukan massage dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : massage dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus sedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Obat –obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 4</p> <p style="font-family: times new roman;">Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria Hasil : 1. Pergerakan paien bertambah luas</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan ( duduk, berdiri, berjalan ).</p> <p style="font-family: times new roman;">3. Rasa nyeri berkurang.</p> <p style="font-family: times new roman;">4. Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk mengetahui derajat kekuatan otot-otot kaki pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesui kemampuan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk melatih otot – otot kaki sehingg berfungsi dengan baik.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter ( pemberian analgesik ) dan tenaga fisioterapi.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri, fisioterapi untuk melatih pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan benar.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 5</p> <p style="font-family: times new roman;">Gangguan pemenuhan nutrisi ( kurang dari ) kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria hasil : 1. Berat badan dan tinggi badan ideal.</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Pasien mematuhi dietnya.</p> <p style="font-family: times new roman;">3. Kadar gula darah dalam batas normal.</p> <p style="font-family: times new roman;">4. Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana Tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Timbang berat badan setiap seminggu sekali.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Mengetahui perkembangan berat badan pasien ( berat badan merupakan salah satu indikasi untuk menentukan diet ).<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Identifikasi perubahan pola makan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian insulin dan diet diabetik.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Pemberian insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam jaringan sehingga gula darah menurun,pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan gula darah dan mencegah komplikasi.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 6</p> <p style="font-family: times new roman;">Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis) berhubungan dengan tinggi kadar gula darah.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : Tidak terjadi penyebaran infeksi (sepsis).</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria Hasil : 1. Tanda-tanda infeksi tidak ada.</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Tanda-tanda vital dalam batas normal ( S : 36 – 37,5 <sup>0</sup>C )</p> <p style="font-family: times new roman;">3. Keadaan luka baik dan kadar gula darah normal.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada luka.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran infeksi dapat membantu menentukan tindakan selanjutnya.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Anjurkan kepada pasien dan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan diri selama perawatan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Kebersihan diri yang baik merupakan salah satu cara untuk mencegah infeksi kuman.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Lakukan perawatan luka secara aseptik.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : untuk mencegah kontaminasi luka dan penyebaran infeksi.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Anjurkan pada pasien agar menaati diet, latihan fisik, pengobatan yang ditetapkan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh, pengobatan yang tepat, mempercepat penyembuhan sehingga memperkecil kemungkinan terjadi penyebaran infeksi.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotika dan insulin.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Antibiotika dapat menbunuh kuman, pemberian insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sehingga proses penyembuhan.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 7</p> <p style="font-family: times new roman;">Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria Hasil : 1. Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Emosi stabil., pasien tenang.</p> <p style="font-family: times new roman;">3. Istirahat cukup.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Dapat meringankan beban pikiran pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Gunakan komunikasi terapeutik.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara bergantian.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 8</p> <p style="font-family: times new roman;">Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : Pasien memperoleh informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya.</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria Hasil : 1. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya.</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Pasien dapat melakukan perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana Tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit DM dan gangren.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui pasien/keluarga.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji latar belakang pendidikan pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan pasien didalamnya.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan ( jika ada / memungkinkan).</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : gambar-gambar dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Diagnosa no. 9</p> <p style="font-family: times new roman;">Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah satu anggota tubuh.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : Pasien dapat menerima perubahan bentuk salah satu anggota tubuhnya secar positif.</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria Hasil : - Pasien mau berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tanpa rasa malu dan rendah diri.</p> <p style="font-family: times new roman;">- Pasien yakin akan kemampuan yang dimiliki.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Kaji perasaan/persepsi pasien tentang perubahan gambaran diri berhubungan dengan keadaan anggota tubuhnya yang kurang berfungsi secara normal.</li></ol> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Mengetahui adanya rasa negatif pasien terhadap dirinya.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Lakukan pendekatan dan bina hubungan saling percaya dengan pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Memudahkan dalm menggali permasalahan pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Tunjukkan rasa empati, perhatian dan penerimaan pada pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Pasien akan merasa dirinya di hargai.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Bantu pasien untuk mengadakan hubungan dengan orang lain.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : dapat meningkatkan kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain dan menghilangkan perasaan terisolasi.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Beri kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan kehilangan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk mendapatkan dukungan dalam proses berkabung yang normal.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Beri dorongan pasien untuk berpartisipasi dalam perawatan diri dan hargai pemecahan masalah yang konstruktif dari pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk meningkatkan perilaku yang adiktif dari pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Diagnosa no.10</p> <p style="font-family: times new roman;">Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.</p> <p style="font-family: times new roman;">Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi.</p> <p style="font-family: times new roman;">Kriteria hasil : 1. Pasien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit.</p> <p style="font-family: times new roman;">2. Pasien tenang dan wajah segar.</p> <p style="font-family: times new roman;">3. Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rencana tindakan :<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan tidur/istirahat.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana ramai.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain dialami dan dirasakan pasien.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik relaksasi .</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.<br /></p><p style="font-family: times new roman;">Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur pasien.</p> <p style="font-family: times new roman;">Rasional : Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.<br /></p><p style="font-family: times new roman; font-weight: bold;">Pelaksanaan</p> <p style="font-family: times new roman;">Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.</p> <ul style="font-weight: bold;"><li><span style="font-size:130%;">Evaluasi</span></li></ul> <p style="font-family: times new roman;">Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.</p> <p style="font-family: times new roman;">Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:</p> <ol style="font-family: times new roman;"><li>Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.</li><li>Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.</li><li>Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.</li></ol>BLOG PERAWAThttp://www.blogger.com/profile/05597888366786517305noreply@blogger.com0